Omar dan Bakar ialah dua sahabat yang kuat ketagih ganja. Sabtu lalu
telah ditangkap Polis dan dimasukkkan dua malam ke dalam Jel, akhirnya
hari Isnin mereka dibawa ke mahkamah. Hakim melihat dua anak muda
harapan bangsa yang hanyut dalam pergaulan.
"Kamu masih muda sudah menagih ganja... besar nanti nak jadi apa?" tanya Hakim sinis.
"Maafkan kami... kami cuma ikut kawan2 saja..." kata si Omar.
"Iya yang Ariff... kami janji tak kan buat lagi..." tambah Bakar.
Hakim tersentuh bila membayangkan anaknya yang seusia mereka. Setelah berpikir sejenak,
Hakim lalu mengambil keputusan.
"Baiklah... kali ini saya lepaskan kamu... tapi dengan satu syarat,
kamu dikehendaki memujuk teman² yang sama menagih supaya berhenti dalam
masa seminggu ini, Isnin depan kamu mesti kemari untuk beri laporan."
Seminggu kemudian...
"Omar... bagaimana dengan hasil kerja Anda...?"
"Lapor Yang Arif... seminggu ini saya berhasil memujuk teman² saya
sebanyak 17 orang, untuk berhenti menagih ganja..."
"17 orang???" tanya Hakim... "Bagus, hebat... bagaimana caranya??"
"Begini Yang Arif... saya buat dua bulatan... satu besar dan satu
kecil, Lalu saya jelaskan bulatan yang besar itu adalah otak sebelum
mereka menagih, sedang yang kecil itu otak setelah mereka menagih..."
"Bagus... bagus..." kata Hakim senang... "jadi Saudara Bakar...?"
"Saya berjaya memujuk 156 teman saya yang arif..."
"Apa! 156???" tanya Hakim terperanjat besar dan terus berdiri... "Bagaimana caranya ???"
"Sama Yang Arif, saya juga lukis dua bulatan.. satu besar... satu lagi kecil..."
"lagi...?" tanya Hakim terlalu ingin tahu
"Saya cakap... yang kecil ini lubang punggung sebelum masuk Jel, dan
yang besar selepas masuk Jel. Ha Ha Ha Ha Ha Ha, lepas tu semua takut,
pucat lesi Yang Arif..."